Category Archives: Kritik Sastra

KEARIFAN LOKAL DAN PELESTARIAN ALAM DALAM CERPEN INDONESIA

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal dan pelestarian alam dalam cerpen Indonesia. Sumber data adalah tiga cerita pendek dari pengarang Indonesia yaitu: Beras Genggam (BG) karya Gus tf Sakai, Harimau Belang (HB) karya Guntur Alam,  dan Pohon Kakek (PK) karya I Putu Agus Phebi Rosadi.  Pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan referensi keilmuan tentang sastra dan kajian budaya. Berdasarkan kajian yang dilakukan maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut. Pertama kearifan lokal masyarakat Indonesia terdiri (a) larangan dan pantangan, (b) anjuran,  (c) istilah-istilah /peribahasa, (d) kemampuan membaca tanda-tanda alam,  (e) obat-obatan, dan (f) laku perbuatan dan ajaran. Kedua, kearifan lokal dijalankan oleh masyarakat atas dasar alasan-alasan irasionalitas. Ketiga, kearifan lokal menjaga kelestarian alam dari interfensi moderinitas.

Abstract:

This study aims to find local wisdom and conservation in the Indonesian short stories. The data source is three short stories from the author of Indonesia namely: “Beras Genggam” (BG) by Gus tf Sakai , “Harimau Belang” (HB) by  Guntur Alam , and “Pohon Kakek” (PK) by I Putu Agus Phebi Rosadi. The collection data done by reading over and over again. The data analysis technique used is descriptive qualitative scientific reference on literature and cultural studies. Based on the study conducted, there are three conclusions. First, local wisdom people of Indonesia comprises (a) the prohibition and restriction, (b) the recommendation, (c) the terms/proverbs, (d) the ability to read the signs of nature,  (e) drugs , and (f) local wisdom’s action and teaching. Second, local wisdom is run by the community based on irrationality. Third, local wisdom preserve the nature of the intervention modernity.

 

Key words: local wisdom, conservation and Indonesian short story.

 

Keywords

Kearifan lokal, pelestarian alam, cerpen Indonesia

VERSI PDF KLIK  KEARIFAN LOKAL DAN PELESTARIAN ALAM  DALAM CERPEN INDONESIA

Tersesat bersama Bayu Pratama

tersesatMinggu 29 Mei 2016, Solopos mengeluarkan cerpen berjudul Lelaki yang Sering Tersesat karya Bayu Pratama. Dengan segala kewaguannya cerpen ini tetap menyampaikan sesuatu. Saya hendak mengulas kewaguan itu dan sesuatu yang menarik yang hendak ia sampaikan.

Saya menemui kewaguan Bayu dalam membangun kalimat. Di paragraf pertama saya sudah diganggu dengan kalimat yang terasa janggal di dengar, “Saya hanya tidak sengaja tersesat. Yang mana membuat saya sering terlambat.” Kalimat ini seperti kalimat para pejabat saat menyampaikan pidato peresmian gedung di zaman orde baru.

Ada lagi lakimat sejenis ini, kalimat itu berada di paragraf ke lima. “Dulu pernah ada saya tarik kesimpulan….” Kalimat ini terdengar janggal. Gak enak didengarkan. Kalimat-kaliamat ‘jadul’ semacam ini masih saya jumpai di paragraf-paragraf berikutnya. Read the rest of this entry